Tetaplah berobat dengan habbatus sauda (jintan hitam) karena sesungguhnya ia bisa menyembuhkan semua penyakit kecuali kematian” (Hadist Bukhari).
Hardiani (47 tahun), ibu rumahtangga yang baru pulang umrah ke Tanah Suci mengungkapkan fenomena yang menarik. “Sekarang ini, oleh-oleh yang paling banyak dipesan dari Arab bukan kurma atau rumput fatimah lagi, tapi minyak jintan hitam. Banyak yang memang memerlukannya sebagai obat, ada juga yang ikut-ikutan tren,” tuturnya sambil tertawa. Hal ini diakui oleh Rian (bukan nama sebenarnya, 31 tahun), penulis dari Bandung. Menurutnya, minyak jintan hitam asli Arab sudah terkenal multikhasiat, sehingga setiap kali ada kerabat atau teman yang pergi ke Arab atau Timur Tengah, ia tak segan-segan untuk menitip.
Sementara Adinda Pratomo (30 tahun), karyawan swasta dari Bogor, cukup mengandalkan jintan hitam lokal untuk mengobati asma yang diderita Candra, anaknya.
Nama jintan mungkin sudah tak asing lagi di telinga Anda. Tapi jangan sampai salah, karena jintan hitam yang mereka bicarakan tadi, tidak ada hubungannya dengan jintan putih yang biasa kita jadikan bumbu untuk memasak opor, gulai, atau kari.
Jintan hitam, atau yang biasa disebut habbatus sauda, mempunyai nama latin Nigella sativa. Nama-nama lainnya adalah black caraway, black seed, dan black cumin. Di daerah Persia (sekarang Iran), ia disebut shonaiz dan di Turkicorekotu siyah. Di Eropa, biji berwarna hitam ini juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dalam dunia farmasi modern, minyak biji hitam telah dipakai untuk membuat berbagai formula medis.
Di Indonesia, jintan hitam baru dikenal luas beberapa tahun yang lalu. Pemakai yang terbanyak umumnya dari kalangan pesantren atau keturunan Arab. Ini bisa dimaklumi, mengingat herba ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan tercatat dalam daftar obat alamiah Al Tibb al-Nabawi (Pengobatan Cara Nabi).
Sejak dahulu kala
Meskipun begitu, ketenarannya tidak terbatas di jazirah Arab atau bagi umat Islam saja. Jintan hitam sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu kala, serta tercatat dalam literatur-literatur kuno dan bukti sejarah yang ada di berbagai belahan dunia.
Dalam buku The Canon of Medicine, misalnya, Ibnu Sina, seorang tabib kuno asal Persia, memuji kehebatan jintan hitam sebagai obat yang bisa menstimulasi energi tubuh. Tabib yang di Barat dikenal sebagai Avicenna ini juga merekomendasikan jintan hitam untuk mengatasi demam, sakit kepala, sakit gigi, pilek, serta gangguan lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
Pengobatan Ayurveda di India bahkan sudah memanfaatkan jintan hitam dalam berbagai keperluan, baik yang bertujuan menjaga kesehatan, merawat kecantikan, maupun yang berhubungan dengan kondisi psikologi. Contohnya mengatasi gangguan saraf, masalah kandungan dan reproduksi, meningkatkan metabolisme, serta menstabilkan emosi.
Tidak tanggung-tanggung, Hipokrates, tokoh yang dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran modern, juga menyarankan jintan hitam untuk membangkitkan vitalitas energi serta mengatasi kelelahan fisik dan mental.